Pasien lansia seringkali mengalami masalah kesehatan yang lebih kompleks, terutama terkait dengan infeksi jamur atau fungal. Infeksi jamur pada lansia dapat terjadi pada berbagai bagian tubuh, seperti kulit, saluran pencernaan, atau sistem pernapasan, dan seringkali lebih sulit diobati karena faktor usia, penurunan fungsi organ tubuh, serta kemungkinan adanya penyakit penyerta lainnya. Penggunaan obat antifungal pada pasien lansia harus dipertimbangkan dengan hati-hati, mengingat potensi interaksi obat yang lebih besar serta risiko efek samping yang lebih tinggi. Studi yang dilakukan di lingkungan Poltekkes bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat antifungal pada pasien lansia, serta untuk memberikan rekomendasi terkait penggunaan obat yang lebih aman dan efektif dalam kelompok usia ini.
Pada studi ini, para mahasiswa dan tenaga medis di Poltekkes mengevaluasi berbagai jenis obat antifungal yang umum digunakan untuk pengobatan infeksi jamur pada pasien lansia, seperti fluconazole, itraconazole, dan terbinafine. Salah satu temuan utama adalah pentingnya penyesuaian dosis pada pasien lansia, mengingat penurunan fungsi ginjal dan hati yang dapat memengaruhi metabolisme obat. Selain itu, obat antifungal yang digunakan harus dipilih dengan mempertimbangkan potensi interaksi dengan obat lain yang sedang digunakan pasien lansia, seperti obat antihipertensi, antidiabetes, atau obat jantung. Oleh karena itu, pendekatan yang holistik dan pemantauan yang cermat sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi. Untuk informasi lebih lanjut anda bisa kunjungi link berikut ini: https://idikotabanjarmasin.org/
Studi di Poltekkes juga mengidentifikasi faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan infeksi jamur pada pasien lansia, seperti penurunan sistem kekebalan tubuh, diabetes, atau penggunaan antibiotik jangka panjang yang dapat merusak keseimbangan mikroflora tubuh. Selain itu, banyak pasien lansia yang mengalami penurunan mobilitas dan kebersihan diri, yang meningkatkan risiko infeksi jamur, terutama pada area kulit atau selaput lendir. Oleh karena itu, edukasi mengenai pencegahan infeksi jamur serta pentingnya menjaga kebersihan diri sangat dianjurkan dalam manajemen pasien lansia.
Selain itu, penelitian ini juga menyoroti pentingnya keterlibatan tenaga farmasi dalam memberikan edukasi kepada pasien lansia dan keluarga mereka tentang cara yang tepat dalam mengonsumsi obat antifungal. Pemahaman yang baik tentang cara kerja obat, dosis yang tepat, serta potensi efek samping dapat membantu meningkatkan kepatuhan pengobatan dan mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan lebih lanjut. Dengan pendekatan yang tepat dan pemantauan yang cermat, penggunaan obat antifungal pada pasien lansia dapat dilakukan dengan lebih aman dan efektif, serta memberikan hasil pengobatan yang optimal. Poltekkes terus berkomitmen untuk menghasilkan penelitian yang bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup pasien lansia melalui pengobatan yang terarah dan berbasis bukti.