Imunoterapi: Mengubah Perang Melawan Kanker

Kanker merupakan salah satu tantangan kesehatan terbesar di dunia, dengan jutaan kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya. Perkembangan dalam pengobatan kanker telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, terutama dengan kemunculan imunoterapi sebagai salah satu pendekatan revolusioner. Imunoterapi menggunakan kekuatan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker, dan dua metode utama dalam kategori ini adalah penghambat checkpoint dan terapi sel CAR-T. Artikel ini akan membahas bagaimana kedua pendekatan ini telah merevolusi pengobatan kanker.

1. Apa Itu Imunoterapi?

Imunoterapi adalah jenis pengobatan yang dirancang untuk meningkatkan atau mengubah respons sistem kekebalan tubuh terhadap kanker. Sistem kekebalan tubuh, yang terdiri dari berbagai sel dan molekul, berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit, termasuk kanker. Namun, sel kanker memiliki cara-cara untuk menghindari deteksi dan penghancuran oleh sistem kekebalan. Imunoterapi bertujuan untuk mengatasi hal ini dengan berbagai strategi untuk mengoptimalkan kemampuan sistem kekebalan dalam mendeteksi dan menghancurkan sel kanker.

2. Penghambat Checkpoint Imun

Salah satu inovasi terbesar dalam imunoterapi adalah penggunaan penghambat checkpoint imun. Checkpoint imun adalah mekanisme yang biasanya berfungsi untuk mencegah sistem kekebalan menyerang sel tubuh yang sehat. Namun, sel kanker dapat memanfaatkan mekanisme ini untuk melarikan diri dari serangan sistem kekebalan.

Penghambat checkpoint bekerja dengan menghalangi sinyal-sinyal yang menghambat aktivitas sistem kekebalan, sehingga memungkinkan sel kekebalan, seperti sel T, untuk menyerang sel kanker lebih efektif. Beberapa penghambat checkpoint yang telah disetujui dan digunakan secara klinis termasuk pembrolizumab (Keytruda) dan nivolumab (Opdivo), yang menargetkan protein PD-1, serta ipilimumab (Yervoy), yang menargetkan protein CTLA-4.

Penghambat checkpoint telah menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan dalam berbagai jenis kanker, termasuk melanoma, kanker paru-paru, dan kanker kandung kemih. Misalnya, pembrolizumab telah terbukti meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pada pasien dengan melanoma stadium lanjut, yang sebelumnya memiliki prognosis yang sangat buruk.